H hanya
A allah
Y yang
A akan
T tahu
Pagi, dalam perjalanan ke pusat ilmu terlihat sepasang tua. Bermesra dan bersenda bersama pasangannya. Bergelak ketawa, aku lihat. Mungkin ada sesuatu yang lucu, atau juga bercerita tentang kisah lalu mereka. Garis-garis tua jelas terlihat pada mereka. Begitu juga ceria wajahnya seolah berkata, “kami telah lama menanggung hayat”.
Pasangan tua itu, mungkin bercerita kelucuan cucu-cucu mereka. Hiburan dan anugerah kesenangan hari tua. Tiada lagi yang dikejar, bukan lagi keringat yang harus diperah. Derita lalu mereka mungkin sudah dibalas jasa. Mungkin, mereka berkata, “inilah nikmat hayat kami”.
Aku perhati lagi si tua. Begitupun dijamah usia, mungkin mereka sudah separuh abad bersama. Tiada lagi yang tertinggal, tiada apa yang melarat. Usia tua, “bonus untuk mengejar nikmat hayat”. Arghhh, betapa bahagia hidup mereka sedangkan diusia muda, kebarangkalian hidup penuh melarat.
Si tua itu masih berdua. Sesekali bertepuk-tampar mesra. Nikmat dunia, nikmat hayat untuk mereka. Kejayaan si anak-anak sebahagian cerita dunia mereka. Mungkin berharap, yang budi dulunya disubur penuh ritual agama masih menjadi nadi anak mereka. Sama seperti yang dirasa mereka, sebagai orang tua.
Aku masih memerhati dan berfikir.
Apakah dihari yang mendatang, aku juga akan seperti mereka. Duduk diatas tangga, bercerita berdua bersama tercinta. Atau, aku hanya berbicara pada pohon-pohon sepi, daun-daun dunia, yang speenuhnya tidak mengerti hati manusia tua.
Atau, masa itu mungkin tiada lagi daya bersuara, sekadar merengek, meminta simpati mereka?! Apakah hayat saat ini, tiada siapa akan bercerita betapa manisnya hayat tatkala hidup berdua di usia tua?
Atau, aku hanya mampu bersendu dalam bicara yang berkata, “tiada makna berkat HAYAT, andai aku hidup selamanya!?”
Hanya ALLAH yang akan tahu=H.A.Y.A.T.
No comments:
Post a Comment